Selamat Hari Raya Saraswati

Hari Saraswati merupakan hari turunnya Ilmu Pengetahuan. Saraswati adalah nama dewi, Sakti Dewa Brahma (dalam konteks ini, sakti berarti istri). Dewi Saraswati diyakini sebagai manifestasi Tuhan Yang Maha Esa dalam fungsi-Nya sebagai dewi ilmu pengetahuan.

SELAMAT HARI RAYA GALUNGAN LAN KUNINGAN

Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan kepada Seluruh Umat Hindu. Semoga Dharma selalu ditegakan

I Love Hindu

Moksartam Jagadhita Yaca Iti Dharma

Dewa Brahma

Brahma adalah dewa yang menduduki tempat pertama dalam susunan dewa-dewa Trimūrti, sebagai dewa pencipta alam semesta.

Dewa Wisnu

Wisnu adalah Dewa yang bergelar sebagai shtiti (pemelihara) yang bertugas memelihara dan melindungi segala ciptaan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).

Dewa Siwa

Dewa Siwa (Çiwa / Shiva) adalah manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa sebagai pelebur, melebur segala sesuatu yang sudah usang dan tidak layak berada di dunia fana lagi sehingga segala ciptaan Tuhan tersebut harus dikembalikan kepada asalnya (Tuhan).

Masa Menuntut Ilmu

Beginilah masa menuntut ilmu gak boleh ngeluh, nyerah, tetap semangat, terus berjuang sampai dapetin apa yang di impikan

Selasa, 31 Januari 2012

My Profile

Nama : Made Suarte

Tempat Lahir : Sumber Sari

Tanggal Lahir : 14 Februari 1993

Agama : Hindu Dharma

Alamat : Jl. Basuki Rachmat, Kel. Rimba Kemuning No. 37A/824 Lrg. Sehati I
Palembang - Sumatera Selatan

Pendidikan : SD Negeri Sumber Sari
SMP Negeri 1 Lempuing Jaya
SMK Negeri 1 Kayuagung

Universitas : STMIK-POLTEK PalComTech
Palembang

Bio : Berbagi Bersama untuk Bersama dalam Jalan Dharma Bhakti.



Saya sangat bersyukur atas segalanya yang telah di anugerahkan Ide Sang Hyang Widhi Wasa. Dengan semua kemampuan yang saya miliki, saya berusaha berbagi kepada yang lain sesuai dengan apa yang bisa saya lakukan.

Dewa Brahma

Dewa Brahma
Brahma adalah dewa yang menduduki tempat pertama dalam susunan dewa-dewa Trimūrti, sebagai dewa pencipta alam semesta. Mitologi tentang Brahma muncul pertama kali dan berkembang pada zaman Brahmāna. Brahma dianggap sebagai perwujudan dari Brahman, jiwa tertinggi yang abadi dan muncul dengan sendirinya. Menurut kitab Satapatha Brahmāna, dikatakan bahwa Brahmalah yang menciptakan, menempatkan, dan memberi tugas para dewa. Sebaliknya, di dalam kitab Mahabharata dan Purana dikatakan bahwa Brahma merupakan leluhur dunia yang muncul dari pusar Wisnu. Sebagai pencipta dunia, Brahma dikenal dengan nama Hiranyagarbha atau Prajapati.

Pencipta dunia

Dalam ajaran-ajaran Weda dikatakan bahwa pada mulanya di saat dunia masih diselubungi oleh kegelapan, ketiak belum tercipta apa pun, Ia, makhluk yang ada dengan sendirinya yang tanpa awal dan akhir, berkeinginan mencipta alam semesta dari tubuhnya sendiri. Mula-mula ia menciptakan air, kemudian menyebarkan bermacam-macam benih-benihan. Dari benih-benih ini kemudian muncul telur emas yang bersinar seperti cahaya matahari. Dari telur emas inilah Brahma lahir yang merupakan perwujudan dari Sang Pencipta itu sendiri. Menurut kitab Wişņu Purāna, telur emas itu merupakan tempat tinggal Sang pencipta selama ribuan tahun yang akhirnya pecah, dan muncullah Brahma dari dalamnya untuk mencipta dunia dengan segala isinya.

Brahma, seperti juga Çiwa dan Wişņu, memiliki bermacam-macam nama sebutan, di antaranya adalah Atmabhu (yang ada dengan sendirinya), Annawūrti (pengendara angkasa), Ananta (yang tiada akhir), Bodha (guru), Bŗhaspat (raja yang agung), Dhātā (pencipta), Druhina (sang pencipta), Hiranyagarbha (lahir dari telur emas), Lokesha (raja seluruh dunia), Prajāpati (raja dari segala makhluk), dan Swayambhū (yang ada dengan sendirinya). Di dalam mitologi Hindu dikatakan bahwa wahana (kendaraan) Brahma adalah hamsa (angsa).

Binantang-binantang yang dijadikan sebagai kendaraan para dewa pada kenyataannya merupakan manifestasi dari sifat-sifat para dewa itu sendiri. Hamsa adalah simbol dari “kebebasan” untuk hidup kekal. Sifat seperti ini dimiliki oleh Brahma. Hamsa merupakan binatang yang dapat hidup di dua alam, dapat berenang di air, dan terbang ke angkasa. Di air ia dapat berenang semaunya dan di angkasa ia dapat terbang ke mana saja ia suka. Ia mempunyai kebebasan, baik di bumi (= air) maupun di angkasa.

Dewa berkepala empat

Brahma dikenal juga sebagai dewa berkepala empat dengan masing-masing muka menghadap keempat arah mata angin. Keempat muka Brahma merupakan simbol dari empat kitab Weda, empat Yuga, dan empat warna. Karena memiliki empat kepala, brahma juga dikenal sebagai catur anana atau catur mukha atau asta karna (delapan telinga).

Kitab Matsya Purana menyebutkan bahwa kepala Brahma berjumlah lima, tapi tinggal empat karena dipotong Çiwa. Dalam kitab ini diceritakan bahwa Brahma mencipta seorang wanita dari tubuhnya sendiri yang diberinya lima buah nama; Satarupā, Sawitri, Saraswatī, Gāyatri, dan Brāhmani. Karena cantiknya, Brahma merasa tertarik, sehingga sang dewi terus dipandang. Satarupā yang merasa terus diperhatikan menghindar ke sebelah kanan. Dewa Brahma sebagai dewa besar malu untuk menoleh ke kanan dan karena itu muncul kepala Brahma ke dua di sebelah kanan. Begitu pula ketika Satarupā menghindar ke kiri, ke belakang, dan akhirnya muncul kepala Brahma yang kelima ketika Satarupā menghindar dengan terbang ke angkasa.

Menurut kitab Padma Purāna, ketika terjadi perselisihan antara Brahma dan Wişņu, Çiwa datang melerai keduanya dengan mengabulkan permintaan keduanya. Brahma sangat gembira, sehingga lupa memberi penghormatan kepada Çiwa. Çiwa merasa kurang senang lalu menghampiri Brahma dan kemudian memotong salah satu kepalanya dengan kuku jari kirinya dan berkata’ “Kepala ini terlalu terang, akan memberikan kesulitan kapada dunia karena sinarnya yang terang melebihi seribu cahaya matahari.”

Brahma yang dikenal sebagai salah seorang dewa Trimūrti ini bila dibandingkan dengan dewa-dewa Trimūrti lainnya, yaitu Çiwa dan Wişņu, tidaklah sebesar dan sepenting keduanya. Tidak ada kuil atau bangunan suci untuk memujanya, juga tidak ada aliran yang khusus memuja Brahma seperti yang terjadi pada aliran-aliran Çiwait maupun Wişņuit. Walaupun tidak ada bangunan suci yang diperuntukkan kepadanya, dalam relung-relung kuil-kuil untuk Çiwa dan Wişņu, umumnya di relung utara diletakkan arca Dewa Brahma yang kadang-kadang juga dipuja.

Maulana, Ratnaesih. 1997. Ikonografi Hindu. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Hlm. 27 – 28

Senin, 30 Januari 2012

Video Samsung Galaxy S II vs Apple iPhone 4s

Samsung Galaxy S2 vs iPhone 4S - Boot & Quick Browser Test - SAMJPULLEN

___________________________________________________________

iPhone 4s vs Galaxy S II YouTube video test

___________________________________________________________


Kamis, 26 Januari 2012

Made Belajar Fotograpi

GAMBAR - GAMBAR INI BABRU BELAJAR FOTO - FOTO










Daun 1



Garnier


Daun 2



Bakso Mantap



Daun Mangga



Air Hujan Jatuh 1



Air Hujan Jatuh 2



Air Hujan Jatuh 3

Senin, 23 Januari 2012

Semburan Api Matahari Tiba di Bumi



Badai Petir Afrika dari Luar Angkasa



Kru Tim Expedition 30 di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengabadikan badai petir yang terjadi di Benua Afrika selama lebih kurang 20 menit, pada 29 Desember 2011.

Saat itu, ISS berada tepat di "Benua Hitam", menempuh perjalanan dari tenggara Niger, ke Samudera Hindia, melewati Madagaskar.

Saat ISS menuju arah tenggara, ke Selat Mozambik dan Madagaskar, tiba-tiba kilatan badai lokal terlihat hampir di seluruh benua.

Tak hanya sederet kilatan, dari ketinggian 400 kilometer di atas Bumi, ISS juga merekam Galaksi Bima Sakti yang mengagumkan. Juga Komet Lovejoy yang terlihat samar-samar di sekitar galaksi.

• VIVAnews

Hacker Anonymous

Sebuah posting atas nama Anonymous di YouTube mengajak lakukan peretasan Facebook.

Setelah melakukan peretasan terhadap Departemen Kehakiman Amerika Serikat sebagai bentuk protes penutupan situs Megaupload, kelompok hacktivist Anonymous sepertinya memiliki sasaran baru: Facebook. Aksi ini seperti upaya untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa sehari tanpa Wikipedia belum cukup untuk memberikan kesadaran.

Dalam situs yang diunggah (upload) di YouTube, pesan yang mengatasnamakan Anonymous itu mengatakan, walau Rancangan Undang-Undang SOPA dan PIPA ditunda, hak kebebasan berinternet masih dalam ancaman.

"Perang online telah dimulai antara Anonymous, masyarakat, dan pemerintah Amerika Serikat," tulis pesan di YouTube itu. "Untuk kalian yang belum mengetahui, masih ada ACTA atau Anti-Counterfeiting Trade Agreement," lanjutnya.

Mengapa Facebook menjadi sasaran? Posting di YouTube itu menjawab, "Ini cukup untuk memperlihatkan kami tidak main-main." Menurut dia, Facebook merupakan bukti salah satu situs yang memiliki pertahanan baik, dan server sebanyak 60 ribu server.

Dalam melakukan serangan, pesan di YouTube itu mengancam akan melancarkan serangan L-O-I-C atau Low Orbit Ion Cannon. Ini merupakan tool yang digunakan untuk mengirim banjir trafik ke target yang dijadikan sasaran.

Karena memahami sulitnya menyerang puluhan ribu server Facebook, pesan atas nama Anonymous pun kemudian mengajak melakukan serangan secara bersama-sama. Waktunya pun telah ditentukan, 28 Januari 2012, pukul 12.00.

"Lima hari persiapan... Dengan cara itu... Kami akan memiliki armada yang lebih kuat untuk berjuang mempertahankan hak-hak kami," tulisnya.

Tapi, kemudian, sebuah akun Twitter yang selama ini dianggap akun Anonymous membantah melalui tweet-nya. Akun @anonops itu malah menyebut ancaman terhadap Facebook itu sebagai kebohongan yang dilakukan media massa.

"Again we must say that we will not attack #Facebook! Again the mass media lie," tulis akun Twitter @anonops.

Sebelumnya, sebuah posting di YouTube yang mengatasnamakan Anonymous juga pernah mengeluarkan ancaman untuk menyerang Facebook pada 5 November 2011. Tapi, ancaman itu tidak terbukti.

Pesan yang disampaikan dalam video YouTube itu juga terkesan janggal. Karena, mengutip CNet, pendiri Facebook Mark Zuckerberg selama ini dikenal sebagai orang yang menentang adanya Rancangan Undang-Undang (RUU) SOPA.

Meski menyebut serangan terhadap Facebook sebagai sebuah kebohongan, akun @anonops tetap memberikan pernyataan penolakan terhadap ACTA. (art)

• VIVAnews

Sabtu, 21 Januari 2012

Tanah Lot




Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Beliau adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Beliau menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana. Beliau juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben ‘akhirnya’ menjadi pengikut Danghyang Nirartha.

Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Sad Kahyangan, yaitu pura-pura yang merupakan sendi-sendi pulau Bali. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.



Lokasi

Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini.

Wisata Bali



Situs Umat Hindu

KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
www.kmhdi.org


KMHDI adalah sekolah, tempat belajar manis dan pahit getir kehidupan. Di sekolah ini, setiap kader di gembleng jatuh bangun, dibentuk oleh panas dan hantaman godam, hingga matang secara intelektual dan mental, sehingga siap menjadi calon pemimpin Hindu di masa depan. Pendewasaan tidak hanya muncul dari kesulitan dan kepahitan, namun juga tumbuh dari kemampuan dan kemauan menghindari asyik masyuk manis-madu duniawi, menghindari kekuasaan, menghindari rayuan uang ataupun kedudukan. Ketahanan kolektif KMHDI terhadap godaan dan rayuan sesaat telah menyelamatkan dan mendewasakan organisasi ini.


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
www.parisada.org


Parisada Hindu Dharma Indonesia merupakan organisasi umat Hindu Dharma yang memuat berbagai pengetahuan tentang Hindu dan artikel -artikel umat Hindu Dharma.

BABAD BALI
www.babadbali.com



Adalah website yang dikelola oleh Yayasan Bali Galang. Tujuan utama dari yayasan ini adalah melestarikan budaya Bali dengan mengumpulkan sebanyak mungkin pengetahuan mengenai tradisi dan budaya Bali, serta menyiarkannya secara luas agar dapat dijadikan pedoman oleh yang memerlukannya. Yang terutama adalah untuk lingkungan warga Bali sendiri, selebihnya baru untuk pemerhati dan pengamat dari luar. Sekelumit dari tujuan misi itu tampil dalam website ini. Semua yang terpampang dalam kelir ini adalah bahan diskusi, agar isinya dapat secermat mungkin dalam pemaparannya. Koreksi dan komentar kami bebankan kepada seluruh pemerhati. Agar dengan rasa sadar, ikhlas dan rasa ikut memiliki menyumbangkan pendapat dan pengetahuannya untuk kebaikan bersama.


MEDIA HINDU
www.mediahindu.net



MEDIA HINDU adalah Majalah Umat Hindu Indonesia dengan Wawasan Global
MEDIA HINDU memuat informasi tentang berbagai permasalahan yang dihadapi dan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh umat Hindu di seluruh dunia. Media Hindu memuat tulisan hasil pemikiran para tokoh intelektual dan spiritual Hindu di seluruh dunia. Tentu saja permasalahan dan kegiatan umat Hindu, dan tulisan tokoh-tokoh Hindu di Indonesia diutamakan. Sudah waktunya umat Hindu di Indonesia memperluas dan meningkatkan wawasannya dengan membaca tulisan-tulisan pilihan dari Media Hindu.

VEDASASTRA
www.vedasastra.com


Vedasastra, sebuah nama yang saya pilih, awalnya dibangun pada tanggal 14 Desember 2009 dalam bentuk sebuah blog. Pada awalnya, blog Vedasastra sangat sepi pengunjung, per harinya hanya mencapai 2 sampai 20 orang, paling banyak 40 orang. Beberapa bulan yang lalu, terjadi sebuah kasus pengejekan hari raya suci Hindu yaitu hari raya Nyepi yang mendorong facebooker Hindu membuat berbagai grup untuk mengecam hal tersebut. Pada saat itulah saya jadikan kesempatan untuk menginformasikan keberadaan blog Vedasastra. Dan ternyata, yang biasanya 20 kunjungan per hari, pada saat itu meledak menjadi 700-800 kunjungan per hari. Dan sampai saat ini, masih banyak kunjungan dan komentar dari rekan-rekan Hindu yang memiliki sedikit/banyak antusias akan blog Vedasastra.


HUKUM HINDU
www.hukumhindu.com


Situs yang dibangun pada tanggal 23 september 2010, bulan Purnama Kapat, Wraspati Wage Watugunung, berdekatan dengan hari turunya Ilmu Pengetahuan atau Hari Saraswati adalah sebuah situs yang menampung berbagai tulisan berupa materi Hukum Agama Hindu, Hukum Adat dan Hukum Nasional. Di samping itu, kami juga mengangkat seputar masalah-masalah yang terjadi dalam masyarakat adat beragama untuk kita kaji bersama. Situs ini menjadi sebuah sarana untuk memperkenalkan Hukum Hindu bagi masyarakat adat beragama Hindu khususnya.

Buku Tamu


Warga Tewas Diterkam 2 Harimau



Warga Desa Sungai Pinang, Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin, Jambi tewas diterkam dua ekor harimau. Potongan tubuh warga bernama Sargawi yang berusia 33 tahun itu ditemukan bersama pakaian yang sudah tercabik.

Sargawi diduga diterkam dua ekor Harimau pada Jumat 20 Januari 2012. Jenazah Sargawi saat ini sudah dimakamkan pihak keluarga.

Kondisi jasad Sargawi saat ditemukan sangat mengenaskan. Bagian tubuh tercecar dan terpisah beberapa bagian. Sargawi merupakan pencari kayu hutan untuk membuat rumah.

Sargawi dan beberapa keluarganya sudah berada di dalam hutan sejak beberapa hari lalu. Polisi mengimbau warga untuk sementara menghentikan aktivitas di dalam hutan.

Dari lokasi ditemukannya jasad dan pakaian Sargawi, petugas melihat beberapa jejak kaki Harimau. Menurut warga setempat, suara raungan Harimau masih sering terdengar di lokasi itu.

Lokasi kejadian termasuk Kawasan Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat, Jambi. Taman Nasional ini membentang di empat provinsi yaitu Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.

Harimau Sumatera merupakan salah satu fauna yang menempati wilayah taman nasional ini. Selain Harimau Sumatera, fauna yang berada di hutan seluas 13,750 kilometer persegi ini terdiri antara lain Badak Sumatera, Gajah Sumatera, Macan Dahan, Tapir Melayu, Beruang Madu, dan sekitar 370 spesies burung.

Sumber : VIVAnews.com

Jumat, 20 Januari 2012

Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan


HARI RAYA GALUNGAN
Kata “Galungan” berasal dari bahasa Jawa Kuna yang artinya menang atau bertarung. Galungan juga sama artinya dengan Dungulan, yang juga berarti menang. Karena itu di Jawa, wuku yang kesebelas disebut Wuku Galungan, sedangkan di Bali wuku yang kesebelas itu disebut Wuku Dungulan. Namanya berbeda, tapi artinya sama saja. Seperti halnya di Jawa dalam rincian pancawara ada sebutan Legi sementara di Bali disebut Umanis, yang artinya sama: manis.

Agak sulit untuk memastikan bagaimana asal-usul Hari Raya Galungan ini. Kapan sebenarnya Galungan dirayakan pertamakali di Indonesia, terutama di Jawa dan di daerah lain khususnya di Bali.

Drs. I Gusti Agung Gede Putra (mantan Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Departemen Agama RI) memperkirakan, Galungan telah lama dirayakan umat Hindu di Indonesia sebelum hari raya itu populer dirayakan di Pulau Bali. Dugaan ini didasarkan pada lontar berbahasa Jawa Kuna yang bernama Kidung Panji Amalat Rasmi.

Tetapi, kapan tepatnya Galungan itu dirayakan di luar Bali dan apakah namanya juga sama Galungan, masih belum terjawab dengan pasti. Namun di Bali, ada sumber yang memberikan titik terang. Menurut lontar Purana Bali Dwipa, Galungan pertama kali dirayakan pada hari Purnama Kapat, Budha Kliwon Dungulan, tahun Saka 804 atau tahun 882 Masehi. Dalam lontar itu disebutkan:

Punang aci Galungan ika ngawit, Bu, Ka, Dungulan sasih kacatur, tanggal 15, isaka 804. Bangun indria Buwana ikang Bali rajya.

Artinya:

Perayaan (upacara) Hari Raya Galungan itu pertama-tama adalah pada hari Rabu Kliwon, (Wuku) Dungulan sasih kapat tanggal 15, tahun 804 Saka. Keadaan Pulau Bali bagaikan Indra Loka.

Sejak itu Galungan terus dirayakan oleh umat Hindu di Bali secara meriah. Setelah Galungan ini dirayakan kurang lebih selama tiga abad, tiba-tiba — entah apa dasar pertimbangannya — pada tahun 1103 Saka perayaan hari raya itu dihentikan. Itu terjadi ketika Raja Sri Ekajaya memegang tampuk pemerintahan. Galungan juga belum dirayakan ketika tampuk pemerintahan dipegang Raja Sri Dhanadi. Selama Galungan tidak dirayakan, konon musibah datang tak henti-henti. Umur para pejabat kerajaan konon menjadi relatif pendek.

Ketika Sri Dhanadi mangkat dan digantikan Raja Sri Jayakasunu pada tahun 1126 Saka, barulah Galungan dirayakan kembali, setelah sempat terlupakan kurang lebih selama 23 tahun. Keterangan ini bisa dilihat pada lontar Sri Jayakasunu.

Dalam lontar tersebut diceritakan bahwa Raja Sri Jayakasunu merasa heran mengapa raja dan pejabat-pejabat raja sebelumnya selalu berumur pendek. Untuk mengetahui penyebabnya, Raja Sri Jayakasunu mengadakan tapa brata dan samadhi di Bali yang terkenal dengan istilah Dewa Sraya — artinya mendekatkan diri pada Dewa. Dewa Sraya itu dilakukan di Pura Dalem Puri, tak jauh dari Pura Besakih.

Karena kesungguhannya melakukan tapa brata, Raja Sri Jayakasunu mendapatkan pawisik atau “bisikan religius” dari Dewi Durgha, sakti dari Dewa Siwa. Dalam pawisik itu Dewi Durgha menjelaskan kepada raja bahwa leluhurnya selalu berumur pendek karena tidak lagi merayakan Galungan.

Karena itu Dewi Durgha meminta kepada Raja Sri Jayakasunu supaya kembali merayakan Galungan setiap Rabu Kliwon Dungulan sesuai dengan tradisi yang pernah berlaku. Di samping itu disarankan pula supaya seluruh umat Hindu memasang penjor pada hari Penampahan Galungan (sehari sebelum Galungan).

Disebutkan pula, inti pokok perayaan hari Penampahan Galungan adalah melaksanakan byakala yaitu upacara yang bertujuan untuk melepaskan kekuatan negatif (Buta Kala) dari diri manusia dan lingkungannya. Semenjak Raja Sri Jayakasunu mendapatkan bisikan religius itu, Galungan dirayakan lagi dengan hikmat dan meriah oleh umat Hindu di Bali.

Makna Filosofis Galungan
Galungan adalah suatu upacara sakral yang memberikan kekuatan spiritual agar mampu membedakan mana dorongan hidup yang berasal dari adharma dan mana dari budhi atma yaitu berupa suara kebenaran (dharma) dalam diri manusia.

Selain itu juga memberi kemampuan untuk membeda-bedakan kecendrungan keraksasaan (asura sampad) dan kecendrungan kedewaan (dewa sampad). Harus disadari bahwa hidup yang berbahagia atau ananda adalah hidup yang memiliki kemampuan untuk menguasai kecenderungan keraksasaan.

Galungan adalah juga salah satu upacara agama Hindu untuk mengingatkan manusia secara ritual dan spiritual agar selalu memenangkan Dewi Sampad untuk menegakkan dharma melawan adharma. Dalam lontar Sunarigama, Galungan dan rincian upacaranya dijelaskan dengan mendetail. Mengenai makna Galungan dalam lontar Sunarigama dijelaskan sebagai berikut:

Budha Kliwon Dungulan Ngaran Galungan patitis ikang janyana samadhi, galang apadang maryakena sarwa byapaning idep

Artinya:

Rabu Kliwon Dungulan namanya Galungan, arahkan ber-satunya rohani supaya mendapatkan pandangan yang terang untuk melenyapkan segala kekacauan pikiran. Jadi, inti Galungan adalah menyatukan kekuatan rohani agar mendapat pikiran dan pendirian yang terang.

Bersatunya rohani dan pikiran yang terang inilah wujud dharma dalam diri. Sedangkan segala kekacauan pikiran itu (byaparaning idep) adalah wujud adharma. Dari konsepsi lontar Sunarigama inilah didapatkan kesimpulan bahwa hakikat Galungan adalah merayakan menangnya dharma melawan adharma.

Untuk memenangkan dharma itu ada serangkaian kegiatan yang dilakukan sebelum dan setelah Galungan. Sebelum Galungan ada disebut Sugihan Jawa dan Sugihan Bali. Kata “Jawa” di sini sama dengan “Jaba”, artinya luar. Sugihan Jawa bermakna menyucikan bhuana agung (bumi ini) di luar dari manusia.

Sugihan Jawa dirayakan pada hari Wrhaspati Wage Wuku Sungsang, enam hari sebelum Galungan. Dalam lontar Sundarigama disebutkan bahwa pada hari Sugihan Jawa itu merupakan Pasucian dewa kalinggania pamrastista batara kabeh (Penyucian Dewa, karena itu hari penyucian semua bhatara).

Pelaksanaan upacara ini adalah dengan membersihkan segala tempat dan peralatan upacara di masing-masing tempat suci. Sedangkan pada hari Jumat Kliwon Wuku Sungsang disebutkan: Kalinggania amretista raga tawulan (Oleh karenanya menyucikan badan jasmani masing- masing).

Karena itu Sugihan Bali disebutkan menyucikan diri sendiri. Kata “bali” dalam bahasa Sansekerta berarti kekuatan yang ada di dalam diri. Dan itulah yang disucikan.

Pada Redite Paing Wuku Dungulan diceritakan Sang Kala Tiga Wisesa turun mengganggu manusia. Karena itulah pada hari tersebut dianjurkan anyekung jñana, artinya: mendiamkan pikiran agar jangan dimasuki oleh Butha Galungan. Dalam lontar itu juga disebutkan “nirmalakena” (orang yang pikirannya selalu suci) tidak akan dimasuki oleh Butha Galungan.

Pada hari Senin Pon Dungulan disebut Penyajaan Galungan. Pada hari ini orang yang paham tentang yoga dan samadhi melakukan pemujaan. Dalam lontar disebutkan, “Pangastawaning sang ngamong yoga samadhi.”

Pada hari Anggara Wage wuku Dungulan disebutkan Penampahan Galungan. Pada hari inilah dianggap sebagai hari untuk mengalahkan Butha Galungan dengan upacara pokok yaitu membuat banten byakala yang disebut “pamyakala lara melaradan”. Umat kebanyakan pada hari ini menyembelih babi sebagai binatang korban. Namun makna sesungguhnya adalah pada hari ini hendaknya membunuh sifat-sifat kebinatangan yang ada pada diri.

Demikian urutan upacara yang mendahului Galungan. Setelah hari raya Galungan yaitu hari Kamis Umanis wuku Dungulan disebut Manis Galungan. Pada hari ini umat mengenang betapa indahnya kemenangan dharma. Umat pada umumnya melampiaskan kegembiraan dengan mengunjungi tempat-tempat hiburan terutama panorama yang indah. Juga mengunjungi sanak saudara sambil bergembira-ria.

Hari berikutnya adalah hari Sabtu Pon Dungulan yang disebut hari Pemaridan Guru. Pada hari ini, dilambangkan dewata kembali ke sorga dan meninggalkan anugrah berupa “kadirghayusaan” yaitu hidup sehat panjang umur. Pada hari ini umat dianjurkanmenghaturkan canang meraka
dan “matirta gocara”. Upacara tersebut barmakna, umat menikmati waranugraha Dewata.

(Sumber: Buku “Yadnya dan Bhakti” oleh Ketut Wiana, terbitan Pustaka Manikgeni)

HARI RAYA KUNINGAN
Sehari sebelum Hari Raya Kuningan disebut dengan Hari Penampahan Kuningan, yang jatuh pada hari Jumat, Wage, wuku Kuningan yaitu tgl 29 Nov 2002. Pada hari ini merupakan saat untuk mempersiapkan segala perlengkapan upacara untuk perayaan Kuningan keesokan harinya.

Hari Raya Kuningan atau sering disebut Tumpek Kuningan jatuh pada hari Sabtu, Kliwon, wuku Kuningan. Pada hari ini umat melakukan pemujaan kepada para Dewa, Pitara untuk memeohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan dan tuntunan lahir-bathin. Pada hari ini diyakini para Dewa, Bhatara, diiringi oleh para Pitara turun ke bumi hanya sampai tengah hari saja, sehingga pelaksanaan upacara dan persembahyangan Hari Kuningan hanya sampai tengah hari saja. Sesajen untuk Hari Kuningan yang dihaturkan di palinggih utama yaitu tebog, canang meraka, pasucian, canang burat wangi. Di palinggih yang lebih kecil yaitu nasi selangi, canang meraka, pasucian, dan canang burat wangi. Di kamar suci (tempat membuat sesajen/paruman) menghaturkan pengambeyan, dapetan berisi nasi kuning, lauk pauk dan daging bebek. Di palinggih semua bangunan (pelangkiran) diisi gantung-gantungan, tamiang, dan kolem. Untuk setiap rumah tangga membuat dapetan, berisi sesayut prayascita luwih nasi kuning dengan lauk daging bebek (atau ayam). Tebog berisi nasi kuning, lauk-pauk ikan laut, telur dadar, dan wayang-wayangan dari bahan pepaya (atau timun). Tebog tersebut memaki dasar taledan yang berisi ketupat nasi 2 buah, sampiannya disebut kepet-kepetan. Jika tidak bisa membuat tebog, bisa diganti dengan piring.

Sesayut Prayascita Luwih : dasarnya kulit sesayut, berisi tulung agung (alasnya berupa tamas) atasnya seperti cili. Bagian tengahnya diisi nasi, lauk-pauk, di atasnya diisi tumpeng yang ditancapkan bunga teratai putih, kelilingi dengan nasi kecil-kecil sebanyak 11 buah, tulung kecil 11 buah, peras kecil, pesucian, panyeneng, ketupat kukur 11 buah, ketupat gelatik, 11 tulung kecil, kewangen 11 pasucian, panyeneng, buah kelapa gading yang muda (bungkak), lis bebuu, sampian nagasari, canang burat wangi berisi aneka kue dan buah. Sesajen ini dapat juga dipakai untuk sesajen Odalan, Dewa Yadnya, Resi Yadnya dan Manusa Yadnya.

Beberapa perlengkapan Hari Kuningan yang khas yaitu: Endongan sebagai simbol persembahan kepada Hyang Widhi. Tamyang sebagai simbol penolak malabahaya. Kolem sebagai simbol tempat peristirahatan hyang Widhi, para Dewa dan leluhur kita.

Pada hari Rabu, Kliwon, wuku Pahang, disebut dengan hari Pegat Wakan yang merupakan hari terakhir dari semua rangkaian Hari Raya Galungan-Kuningan. Sesajen yang dihaturkan pada hari ini yaitu sesayut Dirgayusa, panyeneng, tatebus kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian berakhirlah semua rangkaian hari raya Galungan-Kuningan selama 42 hari, terhitung sejak hari Sugimanek Jawa.



Selasa, 17 Januari 2012

Way of Life

Hidup ini merupakan suatu proses perjalan menuju suatu kebahagiaan abadi.
Jalan hidup setiap orang berbeda tetapi memiliki satu tujuan yang sama, yaitu kedamaian dan kebahagiaan. Manusia hidup di dunia saling membutuhkan antar sesama dan tidak ada yang dapat hidup sendiri tanpa ketergantungan dengan yang lainnya. Karena manusia memiliki suatu kelebihan dan dibalik kelebihan tersebut ada kekurangan. Kita antar sesama ciptaan Tuhan hendaklah saling berbagi dengan segala yang dimiliki, karena kita adalah satu. Kita yang lebih ada baiknya memberi yang kurang, karena dengan bagitulah kita akan dapat mencapai satu kesempurnaan.

Hidup dalam kehidupan saat ini hanya untuk kemasa depan dan bukan untuk kebelakang. Tetapi kita pun tidak boleh meninggalkan masa lalu, karena masa lalu adalah jalan untuk masa depan. Setiap perjalanan yang dilalui dan itu menjadi pengalaman yang sangat berharga. Dari pengalaman - pengalaman tersebut kita bisa menjadikan hidup lebih baik, karena pegalaman adalah guru yang paling berharga dan tidak semua orang bisa mendapatkan pengalaman yang sama.

Hidup dalam kebahagiaan adalah impian setiap orang. Ketika merasa bahagia, jangan pernah melupakan akan diri sendiri. Seperti apa dirimu sebelumnya, siapa saja yang bisa membuat dan membantu ketika kamu belum mandapatkannya, apa saja yang telah terkorbankan, dan dari mana datangnya kebahagiaan itu sendiri. Dengan begitu niscaya semua itu akan abadi dan selalu meliputimu. Tetapi bila kamu melupakan semua itu, percayalah semua yang telah dicapai dan didapat tidak akan berlangsung lama dan semua itu menjadi jalan yang akan membawamu dalam kegelapan dan kehancuran.

Ketika hidup dalam kegelapan, kesengsaraan, kehancuran, kekurangan, dan seakan tiada lagi harapan hidup, hidup lemah dan tak berdaya, janganlah pernah mengeluh dan menyerah. Apabila hanya mengeluh dan pasrah dalam hidup, kamu tidak akan pernah mencapai tujuanmu yaitu untuk hidup bahagia.

Segala yang terjadi membutuhkan suatu proses tertentu dan tidak mungkin begitu saja bisa terjadi. Sepedih dan seperih apapun hidup, jalani semua dengan hati yang ikhlas, dan selalu berdoa kepada sang pencipta agar diberi ketenangan dalam mengahadipi semuanya. Karena hanya dengan hati yang ikhlas dan tenang, apa yang menjadi rintangan dan halangan tidak akan pernah menjadi beban.

Be Our Self


Semua orang yang hidup didunia berkeinginan selalu ada dalam ke bahagiaan setiap waktunya. Namun kebahagian itu belum tentu mendatangkan hal yang baik bila itu didapat bukan dengan jalan yang benar. Kebahagian tersebut akan menjadi jalan yang akan membawa kenistaan, karena tidak disadari bagaimana kebahagiaan bisa datang, apa yang telah dilakukan sebelum kebahagiaan itu ada. Sejauh manapun perjalanan, selama apapun kebahagiaan itu bila datangnya bukan dari jalan yang benar, semua hanya sementara.


Ketenangan yang akan membawa kita dalam kenyamanan, ketenangan yang akan memudahkan segala yang kita lakukan, ketenangan akan terasa lebih dari kebahagiaan, ketenangan akan selalu menuntun kita, ketenangan akan menjadikan kita lebih baik, ketenangan akan membawa dalam kedamaian, ketenangan menjadikan pikiran lebih baik, ketenangan membantu untuk lebih mudah mendapat apa yang diinginkan, ketenangan akan manjauhkan kita dari kebencian, kemarahan, keinginan berlebihan, nafsu buruk,pikiran buruk, dengki/iri hati.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More